Budidaya Padi Polybag

Posted: Oktober 8, 2008 in bewara
Tag:,
Ngurus padi Polibag

Ngurus padi Polibag

Budidaya bertanam padi pada polybag seperti yang dilakukan oleh Beni Wuryantoro, SP. dirumahnya di Dusun Malaganti Desa Sukaharja Kec. Sariwangi Kab. Tasikmalaya Jawa Barat. Dengan Benih Padi Ciherang 1 benih pada setiap Polybag, alhamdulilah berbuah manis dan terus berkembang besar dan tahan hama. pada saat ini padi telah berusia 2 bulan dengan tinggi tanaman rata-rata hampir lebih dari 1 meter dan tiap buku tanaman terdapat rata-rata 60-70 buah dan masih terus berproduksi. sistem budidaya tanaman padi ini menggunakan SRI seperti yang dianjurkan oleh presiden SBY, dan terbukti sangat bagus karena terurus. hampir tiap pagi dan sore dikasih makana dan disiangi dari gangguan gulma-gulma. diperkirana dalam jangka beberapa saat lagi akan menuju panen dan setiap polybag diperkirakan akan menghasilkan lebih dari 1/2 kg beras insyaallah. kita tunggu saja nanti panennya, ni beberapa foto dari halaman rumahnya.

Close Up

Close Up

Baris Belakang

Baris Belakang

Sisi Depan

Sisi Depan

Iklan dulu ah, padi polybag dengan pupuk organik BNP..telah di uji oleh berbagai laboratorium.

Padi Polybag dengan Pupuk Organik

Padi Polybag dengan Pupuk Organik

Komentar
  1. tono berkata:

    minta penjelasan dan penangulangan penyakit kuning pada tanaman padi di polibeg dong

  2. djuniharto berkata:

    Saya tertarik akan tanam padi di polybag ini.
    Saya ada sedikit sisa lahan di rumah dan masih kosong.
    Kalau Bapak tidak keberatan, mohon diberitahu cara-cara menanam padi tersebut.
    Terima kasih atas perhatiannya.

  3. Cristy berkata:

    Gimana langkah-langkah menanam padi di polibag dan aturan pemberian pupuknya??
    Mohon penjelasannya….lebih detail

    matur Nuwun

  4. dimaz arno berkata:

    bah udah panen belum? pengen nyoba nih

    makasih ya infonya 🙂

  5. dimaz arno berkata:

    oiya lupa, salam kenal ya 😀

  6. Wawan Darji berkata:

    Bagaimana ……… ya? yo wis ora sido………

  7. rudy berkata:

    maju terus Pak Beni capai swasembada pangan….

  8. Sidik berkata:

    Tolong beri saya catatan proses pembudi dayaan padi organik dari pemilihan benik, perawatan hingga pemanenan. makasih

  9. hormalam berkata:

    menurut saya, bercocok tanam padi sistem polibag bagi petani
    tidaklah cocok karena jumlah padi yang dihasilkan sangat sedikit.
    thx. minta maaf sebelumnya

  10. Tonni berkata:

    Salam kenal pak… sukses selalu, semago saya termasuk 1 dari ribuan orang yg ulet seperti bapak.
    Sukses selalu. Amin

  11. warda berkata:

    pupuk organik bnp apa definisinya?

  12. bismajaf berkata:

    bikin worksop dong di daerah ku di tunggu ya ! !

  13. sandiasmo berkata:

    mungkin bapak punya benih padi lokal, tolong kabarin

  14. juliana berkata:

    saya seorang mahasiswi IT, saya tertarik pd sistem polybag ini…tolong beritahu apasaja yang saya perlukan dan lakukan secara rinci…

  15. kharisman berkata:

    langkah2 nya dong trus media tanamx

  16. suli partono berkata:

    Saya tertarik mau mencobanya dengan padi polibag,karena bisa untuk kembangkan padi yang jumlahnya sangat sedikit,bagi pengalamannya dong pak…saya mendapat 3 malai padi hitam yang saya dapat dari padi merah lokal.

  17. suli partono berkata:

    ni email saya sulipartono@gmail.com

  18. omyosa berkata:

    MARI KITA BUAT PETANI TERSENYUM KETIKA DATANG PANEN
    Petani kita sudah terlanjur memiliki mainset bahwa untuk menghasilkan produk-produk pertanian berarti harus gunakan pupuk dan pestisida kimia.
    NPK yang antara lain terdiri dari Urea, TSP dan KCL serta pestisida kimia pengendali hama sudah merupakan kebutuhan rutin para petani kita.
    Produk ini dikenalkan oleh pemerintah saat itu sejak tahun 1969 karena berdasarkan penelitin bahwa tanah kita yang sangat subur ini ternyata kekurangan unsur hara makro (NPK).
    Setelah +/- 5 tahun dikenalkan dan terlihat peningkatan hasilnya, maka barulah para petani mengikuti cara tanam yang dianjurkan pemerintah tersebut.
    Produk hasil pertanian mencapai puncaknya pada tahun 1985-1990-an pada saat Indonesia mencapai swasembada beras.
    Petani kita selanjutnya secara turun temurun beranggapan bahwa yang meningkatkan produksi pertanian mereka adalah Urea, TSP dan KCL, mereka lupa bahwa tanah kita juga butuh unsur hara mikro yang pada umumnya terdapat dalam pupuk kandang atau pupuk hijau yang ada disekitar kita, sementara yang ditambahkan pada setiap awal musim tanam adalah unsur hara makro NPK saja ditambah dengan pengendali hama kimia.
    Mereka para petani juga lupa, bahwa penggunaan pupuk dan pengendali hama kimia yang tidak terkendali, sangat merusak lingkungan dan terutama tanah pertanian mereka semakin tidak subur, semakin keras dan hasilnya dari tahun ketahun terus menurun.
    Data statistik menunjukkan bahwa sejak swasembada beras 1985-1990-an hingga sekarang, ternyata produktifitas sawah-sawah kita mengalami penurunan produksi yang sangat significan, sejalan dengan menurunnya kualitas tanah sawah2 kita.
    Tawaran solusi terbaik untuk para petani Indonesia agar mereka bisa tersenyum ketika panen, maka tidak ada jalan lain, perbaiki sistem pertanian mereka, ubah cara bertani mereka, mari kita kembali kealam.
    System of Rice Intensification (SRI) yang telah dicanangkan oleh SBY sejak tahun 2005 adalah cara bertani yang ramah lingkungan, kembali kealam, menghasilkan produk yang terbebas dari unsur-unsur kimia berbahaya, kuantitas dan kualitas hasil juga lebih baik.
    Tetapi sampai kini masih juga belum mendapat respon positif dari para petani kita.
    Petani kita beranggapan bahwa walaupun hasilnya sangat menjanjikan, tetapi sangat merepotkan petani dalam proses budidayanya.
    Selain itu petani kita karena sudah terlanjur termanjakan oleh system olah lahan yang praktis dan serba instan dengan menggunakan pupuk dan pestisida kimia, dan umumnya sangat berat menerima metoda SRI ini.
    Mungkin tunggu 5 tahun lagi setelah melihat petani tetangganya berhasil menerapkan metode tersebut.
    Atau mungkin solusi yang lebih praktis ini dapat diterima oleh para petani kita, yaitu:
    BERTANI DENGAN POLA GABUNGAN SISTEM SRI DIPADUKAN DENGAN PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK LENGKAP “AVRON” + EFFECTIVE MICROORGANISME 16 + ( EM16+ )
    Cara gabungan ini hasilnya tetap PADI ORGANIK yang ramah lingkungan seperti yang dikehendaki pada pola SRI, tetapi cara pengolahan lahan/tanah sawahnya lebih praktis, dan hasilnya bisa meningkat 60% — 200% dibanding pola tanam sekarang.
    Karena AVRON merupakan pupuk organik lengkap yang memenuhi kebutuhan unsur hara makro dan mikro tanah yang penggunaannya sangat mudah,
    Sedangkan EM16+ merupakan cairan bakteri fermentasi generasi terakhir dari effective microorganism yang sudah sangat dikenal sebagai alat composer terbaik yang mampu mempercepat proses pengomposan dan mampu menyuburkan tanaman dan meremajakan tanah.
    Dan yang paling penting adalah relative lebih murah.
    Semoga petani kita bisa tersenyum ketika datang musim panen.
    AYOOO PARA PETANI DAN SIAPA SAJA YANG PEDULI PETANI!!!!
    SIAPA YANG AKAN MEMULAI? KALAU TIDAK KITA SIAPA LAGI? KALAU BUKAN SEKARANG KAPAN LAGI?
    Terimakasih,
    omyosa@gmail.com
    081310104072

  19. eko yuwono berkata:

    luar biasa…mantap postingannya pak.

  20. lukman berkata:

    subhanallah semakin kreatif indonesiaku

  21. saya tertarik dengan menanam padi di polybag. yang menjadi kendala kemana saya harus mencari M-bio sementara saya berdomisili di sidoarjo terima kasih

  22. muhammad sabbihis berkata:

    be seriouse…!!!!

  23. Much. Hasan berkata:

    Saya setuju sekali dg uraian omyosa.. saya juga dalam pengembangan bibit baru yg 1 malay bisa sampai 500 biji padi, kemarin di Lamongan teman kita sudah bisa membuktikan dg hasil 16 Ton/ha. mulai sekarang ayo kita tingkatkan hasil pertanian kita supaya dapat swasembada pangan lagi tanpa kimia bisa…(go organic)

  24. syahrul berkata:

    pak bisa kan kami petani biasa blajar ny…???????????trim,s

Tinggalkan Balasan ke Wawan Darji Batalkan balasan